SEBUAH SENI UNTUK MEREKA YANG TERUS BERDANSA DI DAPUR

Atas nama seni, perut juga kudu kenyang!    

Soul Kitchen berlagak jadi ajang pameran seni rupa dalam wujud toys dan artworks, dengan tema utamanya adalah kuliner. Gelaran ini bermaksud merespon fenomena sekaligus tren usaha kuliner yang konon memang lagi marak di Malang Raya belakangan ini.

Memang sih, akhir-akhir ini anak muda yang membuka usaha kuliner atau menjadi chef seperti fenomena baru selepas tren usaha coffee shop atau menjadi barista yang sudah berjalan di Malang Raya dalam satu dekade terakhir.

Sebentar. Kenapa hal ini menjadi makin menarik?

Continue reading “SEBUAH SENI UNTUK MEREKA YANG TERUS BERDANSA DI DAPUR”

Dalam Kegelapan, Untuk Seruan Yang Musti Dilantangkan

Pertama, saya ajak kalian membongkar lemari pakaian di kamar. Coba kenakan kembali kaos band paling seram yang kalian punya. Celana hitam yang paling ketat dan sudah robek pun gak apa-apa. Asal itu masih layak untuk dipakai. Sepatunya bebas saja. Bisa segala jenis boot atau bahkan DocMart. Juga Converse atau Vans yang sejuta umat itu. Tambahkan jaket jins yang agak belel bertabur emblem bajakan. Atau jaket kulit hitam seperti yang dulu biasa dipakai David Vincent atau Glen Benton. Akan lebih afdol kalau di situ ada pin berlogo band yang sulit dibaca. Kesangaran kalian akan bertambah 666% jika ditambah dengan gelang spike dan sabuk peluru seperti yang suka dipakai pemuda yang pernah tumbuh remaja di tanah Skandinavia. 

Okay, sudah siap?

Continue reading “Dalam Kegelapan, Untuk Seruan Yang Musti Dilantangkan”

Metafora Komposisi Imajinar

PEKAUM

Sebuah pengantar untuk sesi diskusi Peka Kelas Keliling (PKK) “Music & Artworks” di Kafe Pustaka UM, 06 April 2017.

Dalam sebuah artikelnya, Rolling Stone Indonesia pernah menegaskan bahwa ada bobot yang menyeruak dalam sampul album musik yang digarap oleh para perancang grafis atau ilustrator. Bobot tersebut bahkan dianggap setara dengan perkembangan dan trend musik yang merebak pada era-era tertentu.

Continue reading “Metafora Komposisi Imajinar”

Memungut Serpihan-Serpihan Kecil Dari Putaran Mesin Gerinda

ED4 - dok. Extreme Decay
dok. extreme decay

Setiap kali berada di backstage Extreme Decay, saya kerap melihat pemandangan yang sama; vokalis humble yang berjalan ke sana ke mari menyapa kawan-kawannya, drummer bertubuh gempal yang sibuk mengutak-atik asesoris drum, pria pendiam yang jongkok di pojok sambil memeluk stang bass-nya, serta gitaris bertubuh mungil yang suka menebar senyum kepada siapa saja.

Sementara para roadies dan kenalan dekat mereka biasanya lebih cair. Berbincang. Bercanda. Saling berbagi cerita, tawa, dan juga botol minuman. Seperti itu biasanya suasana backstage Extreme Decay, beberapa menit sebelum mereka tampil sesuai rundown.

Di atas panggung kemudian, Extreme Decay selalu bermain efisien dan efektif. Singkat dan padat. Tidak banyak omong dan hanya komunikasi seperlunya dengan penonton. Menggeber belasan lagu dalam durasi kurang dari 30 menit. Itu saja sudah penuh dengan peluh keringat dan histeria. Hanya ada satu kata untuk live show mereka; Intens.

Continue reading “Memungut Serpihan-Serpihan Kecil Dari Putaran Mesin Gerinda”

Upaya Merekam Peristiwa dan Menangkap Sejarah dari Panggung Musik

CollaborACTION 2015
CollaborACTION 2015

“Foto panggung yang berhasil itu yang berdasarkan mukjizat,” kata Firdaus Fadlil dalam sebuah artikel wawancara di majalah Rolling Stone Indonesia, edisi Maret 2015 lalu. Firdaus Fadlil adalah seorang fotografer musik kawakan yang dibesarkan oleh Majalah Hai sejak era 80-an dan sudah memotret ribuan peristiwa musik mulai dari Metallica, Bon Jovi, Mr.Big, Sepultura, NKOTB, Green Day, Woodstock ’99, serta masih banyak lagi.

Music Photography, atau yang hari ini cenderung pada ‘skala’ Stage Photography, memang lahir untuk merekam segala aktifitas di lingkup (panggung) musik. Dengan obyek utama berupa penampilan musisi atau band di atas panggung, kegiatan ini tetap diyakini penting dalam upaya merekam jejak sejarah perkembangan musik dari waktu ke waktu.

Continue reading “Upaya Merekam Peristiwa dan Menangkap Sejarah dari Panggung Musik”